Menumpuk Inbox Email Dapat Menyebabkan Global Warming? Yuk, Cari Tahu Alasannya!

 Oleh: Vira


          Source: Intelligent CIO

Email address atau alamat email merupakan hal yang sudah sangat tidak asing di era industri 4.0 sekarang ini. Hampir semua orang di dunia pasti akan memiliki paling tidak satu akun email karena itu sudah menjadi sebuah kebutuhan untuk bisa hidup di era yang sudah sangat canggih ini. Baik untuk kebutuhan pekerjaan, akademik, hingga untuk dapat menggunakan sebuah aplikasi yang meminta penggunaannya untuk log-in terlebih dahulu. Tapi tahukah Anda bahwa inbox yang masuk ke email dapat menjadi salah satu penyebab pemanasan global atau global warming?

Saat kita menerima pesan masuk atau inbox, seperti saat bercakap atau berkomunikasi menggunakan email, atau saat mendapat pemberitahuan dari aplikasi, dari situs yang tersinkronisasi, dan banyak lagi, baik itu masuk sebagai pesan ataupun masuk sebagai spam, keduanya dapat menjadi penyebab memanasnya bumi kita ini.

Padahal terdengar sepele bukan? ‘hanya’ sebuah pesan masuk. Tidak ada tindakan verbal yang dilakukan terhadap lingkungan. Seperti pemakaian alat yang menggunakan CFC ( Chloro Fluoro Carbon) secara berlebih, membuang limbah atau sampah sembarangan, dan lain sebagainya. Tapi ternyata email dan bumi itu ada kaitannya. Yuk, cari tahu!

Singkatnya, saat kita menyimpan data-data, baik itu file, pesan, dan lain-lain, data-data tersebut akan tersimpan di satu tempat. Email, Google Drive, cuitan di Twitter, pesan di aplikasi komunikasi, bahkan NFT—yang sedang ramai diperbincangkan, dan masih banyak lagi. Semuanya akan tersimpan di satu server pusat yang bekerja tanpa henti bernama cloud. Server ini membutuhkan listrik untuk dapat bekerja. Dan cloud ini juga bekerja tanpa henti. Karena bekerja tanpa henti itulah, server menjadi panas. Sedangkan untuk menjalankan sesuatu, tentu saja memerlukan energi. Energi yang dipakai oleh server utama itu adalah energi fosil yang tentu saja penggunaan bahan bakar fosil ini dapat menghasilkan CO2, dan kita tahu bahwa senyawa tersebut bahaya terhadap lingkungan. CO2 juga menjadi penyumbang terbesar yang menjadi penyebab pemanasan global.

Menurut eCo2 Greetings, jejak karbon email bergantung pada ukuran pesan dan seberapa besar lampirannya. Email standar, tanpa lampiran, memiliki jejak karbon 4 gram CO2e (setara dengan karbon dioksida).  Angka ini berkaitan dengan kekuatan yang digunakan pusat data dan komputer untuk mengirim, memfilter, dan membaca pesan yang dikirimkan. Email dengan lampiran besar atau banyak (misalnya gambar) dapat memiliki jejak karbon hingga 50 gram CO2e.

Coba bayangkan, dengan jumlah email yang  kita kirim atau terima dalam sehari, dalam satu tahun bisa menyumbangkan 136 kg emisi jejak karbon. Itu setara dengan mengemudi mobil dengan jarak 320.000 kilometer. Contoh lain adalah jika kita mengirim 65 email, itu akan setara dengan mengemudi sejauh 1.600 kilometer. 


 

    Source: La Salle Campus Barcelona

Tahapannya seperti ini, saat menekan ‘kirim’, email akan melewati jaringan yang membutuhkan listrik untuk menjalankannya. Email tersebut kemudian akan disimpan di cloud di suatu tempat di pusat data, dan pusat data tersebut menggunakan listrik dalam jumlah besar.  Proses yang dilakukan oleh jaringan dan pusat data tadi memerlukan pendingin dengan kapasitas besar—bersamaan dengan air dan AC sebagai tambahan. 

eCo2 Greetings juga membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menjaga inbox email se-bersih dan se-ramah lingkungan mungkin:

1) Kosongkan folder email sampah secara teratur. Jangan menunggu inbox email menjadi menumpuk terlebih dahulu.

2) Berhenti berlangganan: sortir kembali email mana yang sekiranya masih dibutuhkan untuk berlangganan. 

3) Matikan notifikasi: Email notifikasi dari sosial media seperti Facebook, LinkedIn, Quora, dan Twitter dapat dinonaktifkan kecuali jika memang dibutuhkan. Tetapi Sebagian besar hanya duplikat notifikasi dari situs web atau aplikasinya.

4) Kecilkan ukuran lampiran: Kompres lampiran email dan gunakan format file yang lebih ringan—atau cukup ganti lampiran dengan hyperlink (file yang tertera ada di link) untuk menggunakan lebih sedikit energi.

Demikianlah sedikit informasi mengenai gambaran umum tentang pengaruh inbox email terhadap pemanasan global dan beberapa tips untuk bisa—minimal, tidak memperburuk kondisi bumi kita ini. Walaupun terdengar sangat sederhana—menghapus inbox email yang tidak dibutuhkan lagi, tetapi itu bisa menjadikan kita sebagai ‘pahlawan’ untuk melindungi bumi. Untuk menciptakan atau mencapai sesuatu yang besar juga dimulai dari langkah kecil. Jadi, ayo, kita bersihkan inbox email kita dan menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap lingkungan.

 

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswa Universitas Terbuka Bogor, Menggelar Festival Mahasiswa Perdana-Nya

Inilah 5 Mall di Bogor yang Menarik untuk Dikunjungi

Sukses! Komunitas Mahasiswa UT Bogor Menggelar Pekan Raya Ramadhan